Sumbang Nan Duo Baleh



Sumbang Nan Duo Baleh

oleh

Feky Herman
Dept.Akademik


Minangkabau merupakan salah satu etnis yang kaya akan adat dan kebudayaan. Selain itu minangkabau merupakan salah satu dari sedikit suku bangsa di dunia yang memiliki paham matrilineal. Konsekuensi dari paham matrilineal ini, masyarakat Minangkabau meletakkan perempuan pada posisi yang sangat istimewa. 

Perempuan di Minangkabau menjadi sosok yang sangat dihormati, memiliki tempat dan hak suara di dalam kaum, pendapatnya didengar, dan pertimbangannya diperlukan. Dengan segala keistimewaan yang dimilikinya, perempuan di Minangkabau juga harus menjaga agar dirinya tetaplah istimewa. Salah satu usaha untuk menjaga keistimewaan perempuan-perempuan Minangkabau, niniak mamak pendahulu kita mengajarkan sesuatu yang disebut sebagai “Sumbang Nan Duo Baleh”. Sumbang secara bahasa berarti janggal, tidak selaras, tidak etis,suatu hal yang tabu atau sesuatu yang tidak pada tempatnya. Jadi secara keseluruhan sumbang nan duo baleh dapat diartikan sebagai dua belas hal/tindakan yang tidak etis jika dilakukan oleh perempuan Minangkabau. 

Berikut ini adalah kedua belas sumbang atau dua belas hal janggal jika dilakukan seorang perempuan minang: 
Sumbang duduak. 
Bagi perempuan minang,duduk yang sopan adalah dengan bersimpuh (basimpuah). Oleh karena itu perempuan minang dilarang duduk bersila, mencangkung (jongkok) atau menegakkan lutut. Dan apabila duduk diatas kursi, duduknya menyamping dan merapatkan paha. 
Sumbang tagak. 
Tidak etis bagi perempuan minang berdiri di depan pintu ataupun di tangga, dilarang berdiri di tepi jalan jika tidak ada yang akan  ditunggu, dilarang berdiri disamping laki-laki apalagi yang bukan muhrim. 

Sumbang jalan. 
Ketika berjalan, perempuan minang harus berkawan, paling tidak dengan anak kecil. Dilarang berjalan tergesa-gesa, dan juga dilarang berjalan mendongkak-dongkak. Jika berjalan dengan orang yang lebih tua ataupun dengan laki-laki jalannya dibelakang. 

Sumbang kato. 
Perempuan minang dituntut agar dapat  menjaga ucapannya, berkata dengan lemah lembut, dan berbicara seperlunya saja. Sangat dilarang bagi seorang perempuang minang untuk banyak berbicara, apalagi berbicara dengan keras atau bahkan berteriak.

Sumbang caliak. 
Tidak etis jika perempuan minang suka menantang pandangan lawan jenis, oleh karena itu jika berbicara dengan lawan jenis hendaknya pandangan dialihkan pada yang lain atau menunduk. 

Sumbang makan. 
Dilarang makan sambil berdiri & makan berlebih-lebihan (sampai piriang balanjuang). Apabila makan dengan tangan genggamlah nasi dengan ujung jari, bawa ke mulut pelan-pelan, jangan sampai makan bersuara (mancapak) dan jangan berbicara ketika sedang makan. Dan apabila makan dengan sendok jangan sampai sendok beradu dengan gigi. 

Sumbang Pakai.
Perempuan minang dilarang memakai pakaian ketat, transparan, yang bisa menampakkan lekuk-lekuk tubuh apalagi memakai pakaian yang tersimbah bagian atas dan bawah. Seorang perempuan minang hendaklah memakai baju yang longgar, diserasikan dengan warna kulit dan kondisi yang tepat, agar rancak dipandang mata. 

Sumbang Karajo 
Pekerjaan untuk perempuan Minang dibatasi pada kerjaan yang ringan-ringan saja serta tidak rumit. Segala pekerjaan yang berat diserahkan kepada kaum laki-laki. 
  
Sumbang Tanyo 
Ketika ingin bertanya hendaknya seorang perempuan memahami situasi dan kondisi yang sedang dihadapi, dan dilarang bertanya seperti sedang menguji-nguji. Contohnya: Ketika sedang menjamu tamu jangan menanyakan “jam bara kini?”, pertanyaan tersebut dapat diartikan sebagai sindiran untuk menyuruh tamu lekas pergi. 
  
Sumbang Jawek 
Ketika menjawab, jawablah dengan baik dan jangan sampai si penanya tersinggung dengan jawaban yang diberikan. 
  
Sumbang Bagaua 
Dilarang bergaul dengan laki-laki jika hanya diri sendiri yang perempuan. Selain itu juga dilarang bergaul dengan anak kecil apalagi ikut permainan mereka. 
  
Sumbang Kurenah
Kurenah disini berarti gelagat pembawaan, sifat, tabiat, atau karakter.Dilarang berbisik-bisik berdua apabila sedang bertiga. Jangan bercanda atau membuat lelucon ketika sedang bertakziah. Dilarang menutup hidung ditengah keramaian, menguap lebar-lebar ketika mengantuk, mengambil sesuatu dengan tangan kiri. 

Keistimewaan tentu harus dijaga dengan usaha yang ekstra. Bagaikan berlian yang dikurung didalam etalase kaca anti pecah dan bergembok, sehingga tidak sembarang orang bisa menyentuhnya. Perempuan Minang sangatlah berharga, bahkan jauh lebih berharga dari berlian yang dicontohkan. Berharganya dan istimewanya mereka selaras dengan harga diri yang perlu mereka pertahankan dengan teguh,dan istiqomah. Sebab, ketika perempuan Minang bisa menjaga semua itu, ketika perempuan Minang mampu menjaga diri dari 12 sumbang yang telah dijelaskan di atas, dari situlah kecantikan sejati akan memancar dan kecantikan itu tidak akan memudar sampai kapanpun. Semoga semua perempuan minang yang membaca tulisan ini dapat merefleksikan dengan dirinya, dan menginstrospeksi diri apabila selama ini sering melakukan salah satu/beberapa dari sumbang nan duo baleh tersebut, sehingga kecantikan sejati tersebut tidak akan pernah pudar dari dirinya. 

#AkademikTagok
#ForkommiJAYA

Referensi:
https://coysclub.wordpress.com/2008/05/30/sumbang-duo-baleh-12/

Komentar

Postingan Populer