Limbago Adaik "Tabuik"
= Tabuik =
oleh
Feky Herman
Minangkabau dikenal sebagai salah satu etnis
yang memiliki beraneka macam tradisi dan kebudayaan.Salah satu tradisi khas
minangkabau adalah Tabuik.Festival Tabuik merupakan salah tradisi tahunan
masyarakat Pariaman(nama suatu daerah di Sumatera Barat) untuk memperingati hari
Asyura (10 Muharram) yaitu mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi
Muhammad SAW yaitu Sayyidina Husein bin Ali yang gugur dalam peperangan melawan
pasukan Ubaidilah bin Zaid di padang Karbala,Irak pada 10 Muharram 61 Hijriah
(681 Masehi).
Tabuik sendiri berasal dari bahasa Arab
“tabut” yang artinya peti kayu.Istilah
ini berkaitan dengan legenda munculnya makhluk menyerupai kuda yang memiliki
sayap dan berkepala manusia yang disebut buraq.Dalam
legenda tersebut dikisahkan bahwa setelah wafatnya sang cucu Nabi,jenazah
Hussein diterbangkan ke langit oleh buraq.Berdasarkan
legenda inilah setiap tahunnya masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq
yang sedang mengusung tabut di
punggungnya.
Tabuik ada dua macam,yaitu Tabuik Pasa
dan Tabuik Subarang.Keduanya berasal dari dua wilayah yang berbeda di Kota
Pariaman.Tabuik Pasa(pasar) merupakan wilayah yang berada di sisi selatan dari
sungai yang membelah kota tersebut hingga ke tepian Pantai Gandoriah.Wilayah
pasa diyakini sebagai daerah asal muasal tradisi tabuik.Sedangkan Tabuik
Subarang(seberang) berasal dari daerah subarang(seberang),yaitu wilayah di sisi
utara dari sungai atau yang biasa disebut juga Kampung Jawa.
Tabuik yang dibuat oleh kedua tempat ini terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian atas dan bawah yang tingginya dapat mencapai 15
meter.Bagian atas mewakili keranda berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga
dan kain beludru berwarna-warni. Sedangkan bagian bawah berbentuk tubuh kuda,
bersayap, berekor dan berkepala manusia berambut panjang. Kuda itu dibuat
dari rotan dan bambu dengan dilapisi kain beludru halus warna hitam dan pada
empat kakinya terdapat gambar kalajengking menghadap ke atas.Bagian tengah
Tabuik berbentuk gapura yang ukurannya makin ke atas makin besar. Pada
gapura itu ditempelkan motif ukiran khas Minangkabau. Di bagian bawah dan atas
gapura ditancapkan bungo salapan atau delapan bunga berbentuk payung dengan
dasar kertas warna bermotif ukiran atau batik.Puncak Tabuik dihiasi payung
besar yang dibalut kain beludru dan kertas hias yang juga bermotif ukiran. Di
atas payung ditancapkan patung burung merpati putih. Kaki Tabuik terdiri dari
empat kayu balok bersilang dengan panjang sekitar 20 meter. Balok-balok itu
digunakan untuk menggotong dan menghoyak Tabuik yang dilakukan sekitar
seratus orang dewasa.
Beberapa hari sebelum prosesi tabuik dimulai, terlebih dahulu
masing-masing rumah tabuik mendirikan sebuah tempat yang dilingkari dengan
bahan alami (pimpiang) empat persegi dan didalamnya diberi tanda sebagai kiasan
bercorak makam yang dinamakan dengan”daraga”.Fungsi dari daraga adalah sebagai
pusat dan tempat alat ritual, dan tempat pelaksanaan maatam.Rangkaian tradisi tabuik terdiri
dari tujuh tahapan ritual yaitu:mengambil tanah, menebang batang pisang,
mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik,
dan membuang tabuik ke laut.
Setiap ritual yang dilakukan memiliki makna
mendalam.Contohnya:Menebang batang pisang dengan sekali tebasan yang
mencerminkan menuntut balas atas kematian Husein dan memperlihatkan ketajaman
pedang yang digunakan dalam perang.
Diantara semua ritual,yang paling meriah adalah ritual hoyak
tabuik.Yang mana pada prosesi ini tabuik dihoyak (digoyang-goyangkan) sambil di
arak menuju Pantai Gandoriah untuk dihanyutkan.Tabuik yang dihanyutkan ke laut
diyakini sebagai bentuk untuk membuang kesialan di tengah masyarkat dan
masyarakat setempat juga meyakini bahwa sisa-sisa dari tabuik yang telah
dihanyutkan ke laut dapat dijadikan sebagai “jimat” yang dapat mendatangkan
keberuntungan bagi yang memilikinya.Karena keunikan dan kemeriahannya,budaya
tabuik kini telah menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun
mancanegara untuk mengunjungi kota Pariaman.
Departemen Akademik
FORKOMMI-UGM
FORKOMMI-UGM
#AkademikTagok#ForkommiJaya
http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/festival-tabuik-perhelatan-akbar-masyarakat-pariaman
http://blog.ugm.ac.id/2010/10/30/tradisi-tabuik-di-pariaman-beta-version/
https://www.youtube.com/watch?v=1CQ1NYkPtjA
Komentar
Posting Komentar